Strange Dream
STRANGE DREAM
Last night, I found myself walking along a narrow path covered in silver mist. The trees around me whispered, their leaves glowing faintly like fireflies. I wasn’t afraid, only curious, as if I had been here before.
Suddenly, the path opened to a quiet lake. Its surface reflected not the moon, but thousands of unfamiliar stars, moving as if they were alive. I leaned closer, and the water rippled showing me images of people I had never met, yet who smiled at me as though they knew my name.
A cold breeze touched my shoulder, and when I turned, a figure cloaked in shadows stood there. Strangely, its presence felt both heavy and gentle. Without speaking, it raised its hand, and the stars in the lake began to rise into the sky, forming constellations I had never seen before.
Before I could ask who it was, the figure vanished into the mist, leaving behind only a faint echo: “You will remember, but only in dreams.”
Then I woke up, my heart racing, unsure if it was truly just a dream—or a glimpse of something beyond.
mimpi yang aneh
Tadi malam, aku menemukan diriku berjalan di sepanjang jalan setapak sempit yang diselimuti kabut perak. Pohon-pohon di sekelilingku berbisik, daunnya berpendar samar seperti kunang-kunang. Aku tidak merasa takut, hanya penasaran, seolah-olah aku pernah berada di tempat ini sebelumnya.
Tiba-tiba, jalan itu terbuka menuju sebuah danau yang sunyi. Permukaannya tidak memantulkan bulan, melainkan ribuan bintang asing yang bergerak seolah hidup. Aku mendekat, dan airnya beriak—menampilkan bayangan orang-orang yang tak pernah kukenal, namun mereka tersenyum padaku seakan tahu namaku.
Sebuah angin dingin menyentuh pundakku, dan saat aku menoleh, berdirilah sosok berselubung bayangan. Anehnya, kehadirannya terasa berat sekaligus lembut. Tanpa berkata-kata, ia mengangkat tangannya, dan bintang-bintang di danau mulai naik ke langit, membentuk rasi-rasi yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Sebelum aku sempat bertanya siapa dia, sosok itu lenyap ditelan kabut, meninggalkan gema samar: “Kau akan mengingat, tapi hanya di dalam mimpi.”
Lalu aku terbangun, jantungku berdegup kencang, tak yakin apakah itu benar-benar mimpi—atau sekilas pandang pada sesuatu di luar dunia ini.
Comments
Post a Comment